Dikadik, Kampus Itu Medan Perjuangan!
![]() |
Dikadik, Kampus Itu Medan Perjuangan! |
“Ketenangan yang membuat kita terlena mungkin lebih berbahaya daripada ribut yang membuat kita terus terjaga” – Billi S Pilim
“Kamu bukanlah apa yang kamu capai tapi apa yang kamu impikan untuk kamu capai” – Kahlil Gibran
…
Selamat! Kami ucapkan kepada kalian generasi pembaharu. Selamat datang di kampus impianmu. Tempat dimana harapan dan impian masa depan disematkan. Untuk sampai pada tahapan ini tentu ada perjuangan dan pengorbanan yang sudah kalian lakukan, mencoba beranjak dari zona nyaman, sejenak meninggalkan kampung halaman dan ikatan-ikatan pertemanan.
Adik-adik mahasiswa baru, sebetulnya untuk apa kau memilih dunia kampus? Apakah terpesona oleh harapan masa depan yang cerah seperti tawaran setiap promosi kampus yang digencar-gencarkan? Atau tergerak karena tiap kali kalian menemukan wajah kampus di film dan sinetron yang menampilkan kisah percintaan anak muda? Sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri, untuk apa kita disini dikadik?
Victor Serge pernah berpesan untuk mahasiswa, isinya begini: “Kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini?”
Kampus adalah medan perjuangan dikadik! Perjuangan anak-anak muda melawan ketidakadilan, memenangkan kebenaran dan merebut perubahan. Sejarah panjang republik ini berdiri, selalu terdapat anak muda yang berdiri di garis depan, memilih mewakafkan dirinya untuk perjuangan. Kau tentu masih ingat bagaimana Budi Utomo dilahirkan pada 1908? Ingatan tentang Sumpah Pemuda pada 1928 bukankah masih teringat jelas olehmu? Kau pun jelas tidak lupa oleh penjelasan guru sejarahmu, bagaimana heroiknya kaum muda mendorong kemerdekaan 1945? Kisah anak-anak muda menyudahi Rezim Orde Lama pada 1966 masihkah juga terekam jelas oleh ingatanmu? Bukankah Reformasi 1998 digerakkan oleh anak-anak muda pemberani yang melawan kekuasaan tirani Orde Baru Soeharto?
Semua perubahan itu hasil keringat perjuangan anak-anak muda terpelajar dikadik. Usia dan status yang sama sepertimu kini, muda-terpelajar. Anak-anak muda dengan embel-embel mahasiswa tentu tidak dilepaskan dari perannya sebagai agent of change, social control dan iron stock. Peran mahasiswa tersebut begitu penting di masyarakat, sehingga sadar atau tidak mahasiswa adalah harapan masyarakat. Semangat idealisme dan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa membutuhkan saluran yang tepat. Saluran tersebut bisa menjadi wadah mahasiswa mengaktualisasikan potensi dirinya, menebarkan kebermanfaatan secara luas dan terorganisir dan membentuk solidaritas serta kepedulian terhadap sekitarnya.
Moh. Hatta menyebutkan tugas mahasiswa tidak lain untuk “membentuk manusia susila dan demokrat yang memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan, serta cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat”. Untuk menjalankan tugas yang tidak mudah tersebut perlu kiranya mahasiswa berjejaring melalui organisasi-organisasi. Bagaimanapun juga Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, Agus Salim, Tan Malaka besar dan tumbuh bersama organisasi-organisasinya.
Bukankah ciri perjuangan kaum terpelajar pada masa pergerakan nasional melalui corong-corong organisasi yang dibentuk? Maka tidak ada pilihan lain dari mahasiswa selain bergabung dengan organisasi-organisasi gerakan yang telah teruji dan mampu melahirkan generasi pejuang. Seperti bergabung dengan Organisasi Cipayung (HMI, GMNI, GMKI, PMII, PMKRI) di luar itu juga terdapat beberapa organisasi seperti IMM, KAMMI, FMN, LMND, KMHDI, HIKMABUHDHI dan lainnya. Lewat organisasilah yang akan melatihmu menjadi pejuang dan pembaharu yang kelak akan membuatmu siap menjadi penerus tongkat estafet masa depan bangsa. Maka tidak heran melalui organisasi-organisasi itulah lahir tokoh-tokoh bangsa seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD (Alumni HMI), Soekarwo, Ahmad Basarah (Alumni GMNI), Imam Nahrowi, Ahmad Muqowam (Alumni PMII), Maruar Sirait (Alumni GMKI) dan masih banyak lainnya.
Gerakan mahasiswa ini merupakan perwujudan sebuah idealisme dan keinginan dalam menciptakan sebuah masysrakat yang adil dan berkehidupan yang lebih baik. Penempaan kemampuan leadership juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari gerakan mahasiswa karena untuk menggerakkan dibutuhkan kepemimpinan. Ragam organisasi tersebut sebagai wujud kebebasan masyarakat dalam berserikat dan berkumpul sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Maka tawaran yang coba dihadirkan lewat tulisan refleksi ini adalah mari dikadik tentukan medan perjuanganmu, mari bergerak, mari berjuang, jangan diam dan memilih apatis.
Perubahan tidak hadir dalam ruang dan mimpi kosong.
….
Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja? Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum dianggap sebagai bendera-bendera upacara, sementara hukum dikhianati berulang kali. Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi dianggap bunga plastik, sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi (WS Rendra)
Singkatan
HMI : Himpunan Mahasiswa Islam
GMNI : Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
GMKI : Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
PMKRI : Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
IMM : Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
KAMMI : Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
FMN : Front Mahasiswa Nasional
LMND : Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
KMHDI : Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
HIKMABUHDHI : Himpunan Mahasiswa Budha Indonesia
*Unek-unek dari Muh. Saiful Anam – Bagian dari Rakyat UM dan Indonesia