Dwi Fungsi ABRI Kabar Baik atau Buruk Bagi Bangsa?

Faisal , Wasekum PTKP HmI Komisariat MIPA UM
"Ketika dwi fungsi ABRI dikembalikan, maka apa bedanya rezim setelah reformasi dengan rezim orba. Dengan kembalinya dwi fungsi ABRI maka tuntutan 98 serasa dikhianati." 

Begitulah yang dikemukakan oleh Muhammad Faisal M A selaku Wasekum PTKP HMI Cabang Malang Komisariat MIPA UM 1439-1440 H. Pada hari Selasa, (28/02/2019).

Faisal yang kerap disapa ical ini mengutarakan bahwasanya Tupoksi dari bidang militer berbeda dengan aparat sipil. Karena Militer bekerja dengan satu komando , dan dengan cepat dan tegas dalam mengambil keputusan serta menolak hal yang berbeda dari prinsip TNI. Sedangkan aparat sipil lebih condong berkarakter yang menerima dinamika perubahan keputusan dengan cepat.

Faisal pun menambahkan, Karakter Militer tidak sesuai ketika Militer berkecimpung dalam pemerintahan. Lagi pula dalam melaksanakan tugasnya berfungsi sebagai alat pertahanan negara, dimana militer sebagai penangkal ancaman dari luar, sebagai penindak terhadap bentuk ancaman dan sebagai pemulih kondisi kemanan negara. dengan tugas pokok yang sudah jelas seperti itu, militer sangatlah tidak tepat ketika ikut masuk dalam tataran pemerintah. tambahnya.

Ia pun juga menambahkan, bahwasanya dalam tahun politik seperti ini banyak sekali isu - isu yang beredar. baik isu benar ataupun isu hoax. seperti isu kembalinya dwifungsi ABRI ini, ketika dwifungsi dikembalikan seperti zaman orde baru sangatlah bertentangan dengan cita - cita masyarakat yang memperjuangkan reformasi. dimana tuntutan dihapusnya dwifungsi ABRI ini adalah salah satu tuntutan yang dibawa oleh pejuang reformasi. Hal ini juga akan berdampak bagi perkembangan bangsa kedepannya. karena akan membawa masalah yang terulang seperti beberapa puluh tahun lalu.

Oleh karena itu, sebagai seorang kader wajib untuk peka terhadap masalah sosial politik yang berada di bangsa Indonesia. Bangunlah sikap untuk tidak acuh terhadap masalah politik yang sedang berkembang dan mulai menggerogoti bangsa ini. jangan biarkan suatu masalah yang telah menjadi sejarah untuk terulang lagi. tutur faisal diakhir wawancara.

Post a Comment