Bersama HMI Wirausaha Menjadi Mudah #2

 

Tips dan Trik Pemasaran

Hari ini liburan sekolah telah tiba. Suasana pagi yang cerah dan segar semakin melengkapi kebahagiaan anak-anak sekolah hari ini. Namun berbeda dengan Abi. Dia tampak duduk termenung dan tertunduk lesu di belakang rumahnya. Ekspresinya pagi ini sangat bertolak belakang dengan Sang Surya yang tampak ceria dengan sinarnya yang cerah dan menghangatkan bumi. Pikiran Abi tampak begitu berat seperti orang yang telah mengerjakan ujian kalkulus dan Fisika. Tak lama kemudian, datang teman baik Abi. Iya, siapa lagi kalau bukan Bima dan Rizal. Mereka berdua tampak bingung dengan ekspresi Abi yang tampak kurang bersemangat hari ini.

“Hai, Abi!” Sapa Bima dan Rizal bersamaan.

“Ohh, hai juga teman-teman!” Balas Abi.

“Kamu kenapa, Bi? Hari ini kok tampak lesu dan kurang semangat gitu?” Tanya Bima.

“Ahh, nggak kenapa-kenapa kok!” Jawab Abi.

“Jangan gitu, Bi. Kita ini kan teman baikmu. Ayo dong cerita kamu kenapa? Nilai rapotmu kurang bagus kah?” Tanya Rizal.

“Nggak juga sih, Zal. Nilaiku alhamdulillah bagus kok, malahan meningkat dari semester lalu!” Jawab Abi.

“Habis itu kamu kenapa? Ayo dong cerita!” Tanya Bima lagi.

Abi pun menghela nafas, kemudian menjawab pertanyaan Bima.
“Hehh, jadi gini teman-teman. Kalian merasa nggak akhir-akhir ini pelanggan yang beli buah dan bibit jambu kristalku mulai menurun? Padahal dua minggu yang lalu bisa sampai puluhan orang yang pesan, sekarang cuma bisa dihitung jari.” Kata Abi.

“Oalah, itu toh yang membuatmu tampak kurang semangat hari ini. Hmm, iya benar juga sih katamu, Bi. Aku juga merasa demikian.” Jawab Rizal.

“Lalu apa yang kira-kira bisa aku lakukan agar pelangganku kembali banyak seperti sebelumnya? Aku khawatir nanti usahaku bisa bubar dan orang tuaku malah marah kepadaku.” Kata Abi.

“Gini, Bi. Kamu tenang dulu, tidak usah khawatir begitu. Semua masalah, pasti ada solusinya kok. Ingatlah, sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan.” Jawab Bima.

“Iya, aku tahu. Tapi, apa yang bisa aku lakukan?” Tanya Abi lagi.

“Gini aja dah, bagaimana kalau kita temui Pak Dayat? Siapa tahu bisa memberikan kita saran.” Jawab Bima.

“Iya, aku setuju. Beliau kan mentor kita, pasti bisa memberikan jalan keluar atas masalah kita.” Lanjut Rizal.

“Hmm, baiklah. Kalau begitu ayo kita ke rumah Pak Dayat!” Jawab Abi.

Akhirnya mereka bertiga pun berangkat ke rumah Pak Dayat untuk meminta saran dari beliau.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah Pak Dayat. Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan duduk oleh Pak Dayat, mereka pun mengutarakan permasalahan yang menimpa bisnis mereka. Pak Dayat pun mendengarkan cerita mereka dengan seksama. Abi, Bima, dan Rizal pun lalu meminta saran kepada Pak Dayat tentang tips dan trik pemasaran agar usaha bisnis online mereka bisa diminati pelanggan lagi.

“Jadi bagaimana, Pak? Kira-kira apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah ini?” Tanya Bima.

“Jadi gini Nak Bima, seorang pengusaha wajib mengetahui bagaimana cara menjual produk. Kalau kalian saat ini tengah menjalankan sebuah bisnis, penting sekali untuk mempelajari keterampilan supaya apa yang dijual laku keras. Mungkin sebagian besar orang berpendapat bahwa keterampilan berbisnis itu adalah bakat dari lahir. Eits, tidak juga anak muda. Semua orang memiliki kemampuan penjualan yang lebih baik dan berbeda-beda kok.” Jawab Pak Dayat.

“Oalah, gitu ya, Pak!” Kata Abi.

“Iya Nak Abi. Setidaknya ada tiga prinsip dasar agar kalian menjadi lebih baik dalam menjual atau mempromosikan produk yang kalian jual tersebut.” Kata Pak Dayat.

“Apa saja ketiga prinsip dasar itu, Pak?” Tanya Abi.

“Pertama-tama, kalian harus mempelajari bagaimana membangun hubungan yang baik. Tentu ini didapatkan ketika kalian baru pertama kali bertemu seseorang, baik itu calon klien, pembeli, atau investor sekalipun. Bangun hubungan dari percakapan yang ringan agar suasana hening dapat terpecahkan dengan baik, meski tak semua orang menyukai prinsip ini. Kalian bisa memulai dengan menceritakan bagaimana perjalanan kariermu bermula. Pancing lawan bicara untuk ikut menceritakan bagaimana mereka bisa sampai di posisi saat ini. Hal ini baik dilakukan karena kalian bertanya sesuatu hal yang akan memancing tanggapan pribadi lawan bicara. Mereka merasa kalian benar-benar peduli dan tertarik dengan perjalanan hidupnya.” Jawab Pak Dayat.

“Oalah, jadi hubungan yang baik dengan pelanggan ini penting ya, Pak? Tanya Rizal.

“Iya, benar sekali!” Jawab Pak Dayat.

“Lalu berikutnya apa, Pak?” Tanya Bima.

“Berikutnya, hindari penjual mendominasi percakapan terhadap pembeli. Kesalahan umum yang seringkali terjadi adalah penjual selalu mendominasi percakapan terhadap calon pembeli mereka dengan menjelaskan secara rinci setiap hal yang ada pada produk. Berharap bahwa calon pembeli tersebut setidaknya menemukan hal menarik dari produk yang kalian jual. Sayangnya, calon pembeli biasanya tidak akan tertarik dengan penjelasan tersebut. Mereka berpikir apakah produk yang kita jual sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.” Jawab Pak Dayat.

“Maksudnya bagaimana itu Pak?” Tanya Abi.

“Maksudnya sebelum memulai percakapan, ada baiknya mencari tahu alasan mereka menghubungi. Apa masalah mereka, apa motivasi mereka menghubungi kalian, dengan berusaha memahami motivasi mereka kalian menunjukkan rasa kepedulian yang tinggi. Tenaga penjual terbaik akan pandai menjaga percakapan dengan klien potensial dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka sampai titik temu. Satu cara sederhana untuk menjadi lebih baik lagi adalah kalian harus belajar untuk tidak menerima satu kata jawaban seperti ya atau tidak. Sebagai gantinya, tanyakan ‘Mengapa tidak?’ atau ‘Dapatkah kamu menguraikannya?’ Seperti itu Nak Abi!” Jawab Pak Dayat lagi.

“Oalah, gitu ya, Pak? Lalu yang ketiga apa, Pak?” Tanya Abi lagi.

“Nahh, langkah ketiga untuk menjadi lebih baik dalam penjualan kalian harus belajar agar terdengar lebih percaya diri. Mulai dengan latihan selama 30 menit sehari mengenai apa produk yang kalian tawarkan. Bagaimana cara kerja, slogan, dan apa manfaatnya. Mempraktikkan kata-kata tepat yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu akan membantu kamu menghindari kesan bertele-tele. Bagaimanapun juga, bicara bertele-tele merupakan pertanda kalau kamu kurang percaya diri. Cara lain yang bisa kamu terapkan adalah diam. Lebih baik diam ketimbang kamu bicara panjang lebar tak tentu arah. Terakhir, mulai setiap percakapan penjualan dengan struktur yang rapi, dan tutup dengan langkah spesifik.” Jawab Pak Dayat dengan lugas.

“Ohh, jadi ketiga prinsip dasar harus wajib kita miliki sebagai penjual ya, Pak?” Tanya Bima.

“Iya benar Nak Bima!” Jawab Pak Dayat.

“Tapi Pak, saya sepertinya kok masih belum menemukan solusi atas masalah saya ya. Selama ini kami sudah membangun hubungan baik dengan para pelanggan, kami berbicara juga sudah tidak bertele-tele. Iya saya akui, kami kurang di bagian poin nomor dua yang Bapak sebutkan tadi.” Jawab Abi yang tampak masih belum menemukan kunci mengatasi masalahnya selama ini.

“Sebenarnya masih ada tips dan trik lainnya Nak Abi. Jika kalian sudah mempunyai ketiga prinsip dasar yang bapak sebutkan sebelumnya, maka berikutnya kalian bisa melakukan empat hal.” Jawab Pak Dayat.

“Apa saja keempat hal tersebut, Pak?” Tanya Rizal.

“Yang pertama, jangan pernah kecewakan apalagi sampai menipu pembeli. Jika satu pembeli kecewa dengan kalian, maka bisa memengaruhi pembeli lainnya dan menjadi ragu untuk membeli barang kalian. Contoh sederhana seperti ini, pelayanan kalian dinilai buruk oleh pembeli dan ia merasa kecewa. Lantas ketika ia diminta pendapat temannya tentang pengalaman membeli barang di kalian pasti ia mengatakan ‘Pelayanannya sangat buruk sekali’. Jika sudah begini mereka akan berpikir dua kali untuk membeli barang yang kalian jual. Jika omongan ini terus menerus terjadi maka bisa saja jumlah pelanggan kalian bakal berkurang.” Jawab Pak Dayat.

“Wahh, jadi pembeli sebelumnya bisa sangat memengaruhi bisnis kita ya, Pak?” Tanya Abi.

“Iya benar sekali. Ini hanya soal pelayanan. Bagaimana jadinya jika kalian benar-benar menipu? Jangan, jangan, dan jangan dilakukan. Lebih baik untung sedikit tapi barokah daripada untung besar tetapi hasil menipu. Resiko terburuk, kalian akan dituntut melalui jalur hukum. Jika sudah sampai pada titik ini maka bisnis kalian akan benar-benar hancur. Bahkan Jack Ma pernah berkata: ‘Aku pernah ditipu oleh 2 perusahaan. Dan kalian tau apa yang terjadi setelah itu? Kedua perusahaan tersebut kini benar-benar tutup’. Jadi saran saya berbisnislah dengan jujur, baik secara online maupun offline. Insya Allah keberkahan akan selalu datang menghampiri usaha kalian.” Jawab Pak Dayat lagi.

“Baik Pak, terima kasih banyak atas sarannya. Insya Allah akan selalu kami ingat.” Jawab Abi.

“Lalu hal yang kedua apa, Pak?” Tanya Bima.

“Yang kedua, saat kalian berjualan secara online, pasanglah foto produk yang bagus. Sebelum memajang dagangan di website dan marketplace media sosial, pastikan kualitas foto dari produk yang akan dijual cukup bagus. Foto merupakan hal pertama yang akan dilihat calon pembeli, jadi jangan asal memasang foto. Foto produk yang terlihat bagus akan menarik pembeli. Pertimbangkan tentang pencahayaan dan resolusi foto. Jika perlu, gunakan jasa fotografer profesional untuk memotret barang daganganmu.” Jawab Pak Dayat.

“Untuk masalah foto, alhamdulillah kami sudah memasang foto-foto terbaik kok, Pak. Hal itu juga terlihat dari komentar para pelanggan kami yang memuji buah dan bibit jambu kristal yang kami jual bagus-bagus.” Kata Rizal.

“Wahh bagus kalau begitu, Nak. Tapi di sisi foto yang bagus juga harus disertakan satu hal Nak.” Kata Pak Dayat.

“Apa itu, Pak? Apa ini berkaitan dengan hal yang ketiga?” Tanya Abi.

“Iya benar sekali. Nahh di hal yang ketiga, berikan deskripsi produk yang jelas pula. Kalian harus menjelaskan detail barang dagangan di kolom deskripsi sejelas-jelasnya. Deskripsi produk ini memungkinkan pembeli untuk mengetahui kualitas produk tanpa bertanya ini-itu. Buatlah deskripsi produk dengan poin-poin agar enak dibaca dan mudah dipahami calon pembeli.” Jawab Pak Dayat.

“Untuk masalah deskripsi produk ini, alhamdulillah kami juga sudah memasang deskripsi seperti yang Bapak bilang.” Kata Abi.
Merasa dirinya belum menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya, Abi pun semakin dibuat penasaran apa hal keempat yang akan disampaikan oleh Pak Dayat. Karena sudah sangat penasaran, Abi pun langsung bertanya mengenai hal keempat tersebut.

“Lalu hal yang keempat apa, Pak?” Tanya Abi.

“Nahh untuk hal yang keempat ini sangatlah penting, yaitu amati bagaimana kompetitor menjalankan bisnisnya. Bisnis juga merupakan sebuah persaingan. Apalagi jika sesuatu yang kalian jual sama dengan kompetitor. Kalian tidak perlu menggunakan cara curang dengan menjatuhkan bisnis kompetitor kalian. Tapi cukup dengan meningkatkan value dari bisnis yang kalian jalankan. Jika apa yang kalian tawarkan lebih baik daripada kompetitor, maka secara otomatis pembeli akan datang ke kalian. Selain itu, juga perhatikan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan kompetitor kalian. Setelah itu, kalian juga harus melakukan pemasaran yang lebih kreatif agar menang dalam penjualan.” Jawab Pak Dayat.

“Nahh, sepertinya masalah kami ada di sini, Pak. Selama ini kami kurang dalam memperhatikan kompetitor dan jarang juga mengamati mereka.” Jawab Abi

“Nahh kalau sudah seperti itu, jangan pernah ragu untuk melakukan perubahan. Bisnis tidak bisa jika hanya stagnan saja. Kalian juga harus berani melakukan perubahan demi kelancaran bisnis yang sedang dijalankan. Sebagai contoh jika kalian awalnya berjualan di marketplace, maka sekarang cobalah membangun toko online sendiri. Dari hasil penjualan kalian bisa mengumpulkan uang untuk membuat toko online agar benar-benar terlihat profesional. Memang, toko online bisa saja diperoleh secara gratis. Namun jika kamu menggunakan versi berbayar membuat semua terkesan lebih baik dan lebih terpercaya. Berjualan di marketplace kalian harus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh marketplace tersebut, termasuk soal fee dan juga ongkir. Berbeda terbalik jika berjualan di toko sendiri, maka kamu bebas berjualan tanpa terikat aturan apa-apa.” Tegas Pak Dayat.

“Ohh, jadi begitu ya, Pak. Tapi apa kira-kira terobosan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan bisnis online kami, Pak?” Tanya Abi.

“Begini, kalian kan menjual bibit dan buah jambu kristal ya? Akhir-akhir ini saya memantau media sosial sudah banyak orang yang menjual tanaman dan buah tersebut. Hal ini bisa jadi menjadi penyebab dari menurunnya jumlah pelanggan kalian. Nahh, saran dari saya, apakah kalian punya sesuatu yang unik gitu mengenai jambu kristal? Misalnya varietas jenis baru yang masih langka di pasaran?” Tanya Pak Dayat.

“Ohh iya ada, Pak. Saya sekarang sedang mencoba mengembangkan jambu kristal merah. Saya baru mendapatkan bibitnya dari saudara saya di luar kota beberapa bulan yang lalu. Sekarang sudah mulai berbuah dan mungkin sudah bisa saya cangkok. Saya dengar pula varietas jambu kristal merah ini masih sangat langka di pasaran.” Jawab Abi.

“Nahh, bagus sekali Nak Abi. Secepatnya bisa dikembangkan ya, mungkin nanti bisa segera ditambahkan ke toko online kalian, pasti bakalan banyak orang yang penasaran. Insya Allah pelanggan kalian nantinya bisa ramai lagi nantinya.” Kata Pak Dayat.

“Siap, Pak! Terima kasih banyak atas segala saran dan penjelasan yang telah Bapak berikan.” Kata Abi.

“Iya, sama-sama, Nak!” Kata Pak Dayat.

Akhirnya Abi, Bima, dan Rizal pun berpamitan pulang kepada Pak Dayat. Mereka telah mendapat banyak ilmu berharga mengenai tips dan trik pemasaran dari Pak Dayat hari ini. Abi pun bertekad untuk segera mengembangkan varietas jambu kristal merahnya agar bisa segera ia jual di toko online-nya. Dengan begitu pelanggannya pasti akan kembali banyak seperti sebelumnya.


Dipersembahkan oleh Bidang Kewirausahaan
Karya: Muhammad Zainullah-Staff Bidang Pembinaan Anggota

Post a Comment